Saham Sepekan ke Depan Melemah, Saham Astra Jadi Rekomendasi?

Indeks Harga Saham Gabungan di saham Bursa Efek Indonesia bergerak fluktuatif sepanjang pekan lalu. Indeks Harga Saham Gabungan mengawali pekan lalu dengan kejatuhan yang bisa dikatakan cukup dalam, yaitu sampai 2,78% menjadi 5.006,22 di hari Senin (3/8). Tetapi pada hari Selasa (4/8), Indeks Harga Saham Gabungan naik 1,37%. Setelahnya naik 1,03% dan 1% selama dua hari berturut. Sementara di akhir pekan, Indeks Harga Saham Gabungan melemah 0,66% menjadi 5.143,89.

Kalau dihitung – hitung di dalam sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan turun 0.11% sepanjang pekan lalu. Tekanan ini juga ada dari ivestor asing yang terus berlanjut. Sepanjang pekan, dana asing sudah keluar Rp3,3 trilius dari pasar saham.

Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, menilai kalah IHSG sepanjang pekan akan bergerak konsolidasi melemah [ada area support di rentang 4.982 sampai ke 5.233. Sedangkan untuk resistance pada rentang 5.300 – 5.250.

Angga support sendiri merupakan level yang diperkirakan menahan koreksi indeks atau harga dari saham. Sedangkan Resistance merupakan level yang akan diproyeksi bisa menghentikan kenaikkan indeks atau harga dari saham.

Terdapat beberapa sentimen yang memungkinkan akan mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan di pekan ini, diantaranya investor yang khawatir mengenai gelombang kedua dari Covid-19. Itu dipicu oleh lonjakan kasus di Amerika Serikat, negara – negara Afrika dan Amerika Latin.

Sentimen negatif lain ada berasal dari konflik antara Tiongkok dengan Amerika Serikat. Bahkan presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melarang negaranya untuk melakukan interaksi dengan dua raksasa teknologi asal Tiongkok, yaitu ByteDance dan Tencent selama 45 hari.

ByteDance sendiri merupakan perusahaan yang menciptakan aplikasi TikTok dan Tencent yang membuat aplikasi WeChat. Itu membuat pasar khawatir kalau Tiongkok akan membalas dengan melakukan pemblokiran pada aplikasi dari Amerika Serikat, seperti Apple atau Microsoft.

Meski demikian, masih terdapat banyak sentimen positif yang bisa menopang laju dari Indeks Harga Saham Gabungan, yaitu rencana dari paket stimulus Amerika Serikat yang mengantisipasi pandemi Covid-19. Hans memproyeksi kalau indeks bergerak menguat saat stimulus disepakati. Tetapi kalau tidak disepakati dan negosiasi akan berlangsung dengan lama, maka pasar akan merespon dengan cara yang negatif.

Sentimen positif juga datang dari data lapangan kerja Amerika Serikat juga Laba Korporasi negara itu yang tampak lebih membaik dari perkiraan pelaku pasar. Ini menjadi pedorong kenaikan indeks di dalam beberapa pekan ke depan.

Dari dalam negeri, menurut Hans, pasar meletakkan perhatian di harapan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga pada tahun ini. Harapannya didapat dari pertumbuhan penyaluran kredit dan penjualan kendaraan.

Pada sisi lainnya, analisis Binaartha Sekuritas Indonesia, M Nafan Aji Gusta Utama, menilai kalau Indeks Harga Saham Gabungan akan bergerak menurun. Ini berdasar kepada analisis secara teknikal di mana Indeks Harga Saham Gabungan memiliki potensi untuk mengarah ke daerah support terdekat.

Ada beberapa saham yang bisa menjadi pilihan, Seperti Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Ciputra Development Tbk (CTRA), Bekasi Fajar Tbk (Best), Jasa Marga (JSMR), dan juga Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Sebaliknya, analisis Pania Sekuritas, William Hartanto, memperkirakan kalau Indeks Harga Saham Gabungan hari ini akan bergerak mixed dan cenderung menguat di dalam kisaran 5.122 – 5.184. Potensinya secara teknikal penguatan lanjutan di pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan berpeluang menuju ke resistance terdekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *