Saham CPIN dan MAIN Layak Dikoleksi?

Kenaikan harga ayam broiler sepertinya membuat saham emitmen poultry lebih terangkat. Investor memiliki espektasi dengan naiknya harga ayam broiler bisa membantu kinerja dari sektor poultry. Sedangkan kalau dilihat dari harga di 3 bulan terakhir, harga dari saham PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk (CPIN) kini naik 26,54%. Harga dari saham PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) kini meningkat hingga 22,55%. Sementara untuk saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) telah naik 17,86%.

Namun sayangnya kenaikan harga ini tidaklah bertahan lama. Karena ketika memasuki bulan Juli, harga dari ayam broiler kembali melemah. Emma A.Fauni, analis Mirae Asset Sekuritas mengatakan kalau pada bulan April harga ayam broiler sempat jatuh sampai Rp8.000/ Kg karena masyarakat mulai mengurangi pembelanjaan saat awal Pembatasan Sosial Berskala Besar. Para peternak mengaku mengalami kerugian sampai akhirnya menhentikan aktivitas peternakan yang menyebabkan berkurangnya suplai.

Penurunan paling drastic berada pada pertengahan Juli, yang dimana harga ayam berada di harga Rp15.000, harga yang merupakan biaya operasional, jadi para Peternak mulai mengalami kerugian.

Saat Masyarakat kembali melakukan aktivitasnya dan restoran kembali buka, permintaan ayam diakui menjadi lebih meningkat. Kini juga banyak masyarakat yang memilih untuk melakukan pembelian melalui aplikasi online.

Namun perbaikan konsumsi tersebut tidak bisa berlangsung dengan cepat di era new normal ini, karena kasus COVID-19 di dalam negeri juga masih dalam angka yang tinggi. Kalau hal ini masih terjadi dalam waktu yang lama, tentunya daya beli masyarakat akan menjadi terganggu.

Bagaimana dengan prospek emitmen poultry di tengah keadaan seperti ini?

Prospek Emiten Poultry di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

1.PT  Charoen Pokphan Indonesia Tbk (CPIN)

PT  Charoen Pokphan Indonesia Tbk (CPIN) dapat mengandalkan segmen pakan ternak juga makanan olahan untuk bisa menjaga kinerja saat harga ayam broiler dan day old chicken sedang mengalami penekanan.

Pada kuartal pertama tahun ini, CPIN membukukan laba bersih Rp922,26 Miliar, tumbuh 13,6% year on year. Tetapi jika dibandingkan dengan kuartal yang sebelumnya, laba bersihnya turun 13,8%. Sementara untuk pendapatannya turun 6,9% year on year.

Pendapatan segmen di pakan ternak CPIN memang menurun, tapi perusahaan berhasil untuk mempertahankan EBITpakan ternak pada angka 11,2%, sementara untuk segmen makanan olahan menunjukkan kalau pertumbuhan pendapatan yang kuat.

CPIN memiliki peluang positif kalau dilihat dari penjualan yang ada pada kuartal pertama 2020 karena kinerjanya yang cukup memuaskan. Diperkirakan tahun ini CPIN pendapatannya akan tumbuh 1,69% year on year menjadi Rp59,62 triliun, sedangkan laba bersihnya diprediksikan turun 11,57% menjadi Rp3,21 triliun.

Direkomendasikan saham CPIN dengan target Rp4.900/ saham karena secara bisnis skalanya paling besar jadi volatilitas saham menjadi lebih rendah. Direkomendasikan hold saham CPIN dengan target harga di Rp 5.100 per saham.  

2. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN)

Target penjualan tahun 2020 PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) ditargetkan setidaknya menyamai tahun lalu, tapi perusahaan sendiri mengaku sulit untuk bisa melakukannya. Kuartal pertama 2020 MAIN mencatatkan penjualan Rp1,69 triliun atau menyusut 12,88% dari penjualan di periode yang sama untuk tahun sebelumnya. Untuk laba bersihnya anjlok 84,61% year on year.

Saat memasuki era new normal, managemen menjadi lebih optimis karena masyarakat kini mulai untuk membeli bahan pokok ke luar rumah. Berbeda dengan saat PSBB yang dimana mereka talut keluar rumah dan lebih memilih untuk membeli makanan cepat saji.

Diprediksikan kinerja MAIN di kuartal ke dua 2020 akan menjadi lebih baik dari pada kuartal pertama, didukung dengan perbaikan harga broiler yang naik karena stok tengah menipis. Sedangkan berdasarkan data PINSAr harga dari ayam broiler di level 21.000/kg pada tingkat produsen.

Disarankan investor untuk hold saham MAIN dengan target harga Rp 540 per saham. Direkomendasikan hold untuk MAIN dengan target harga Rp 750 per saham.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *