Kecemasan oara pelaku pasar terhadap penyebaran gelombang kedua Covid-19 membuat indeks harga saham gabungan terus terusan berada di zona merah.
Hal ini disebabkan oleh mulai dibukanya mall-mall serta beberapa kantor yang mulai beroperasi yang kemungkinan besar akan memicu kembali penyebaran virus Covid-19.
Pada awal diberitahukan adanya New Normal, bahkan korban yang terinfeksi langsung naik sebanyak 1.000 orang lebih. Yang merupakan kenaikan terbanyak selama ini.
Karena hal ini juga, perekonomian Indonesia terganggu dan membuat beberapa investor asing maupun tidak memilih kabur dari sahamnya.
Hal ini semakin membuat IHSG turun merosot hingga selalu menyentuh zona merah dan sulit untuk recovery.
Pantau Pergerakan IHSG Selasa, 16 Juni 2020
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal pandemic selalu berada di zona merah. Hari ini, IHSG harus berhenti di zona merah dengan koreksi 1,31 persen ke level 4.816,336 pada akhir, Senin 15 Juni 2020.
Awalnya, indeks bergerak menjanjikan pada awal sesi pertama dengan menyentuh level resistan 4.918,056.
Namun, posisi langsung berbalik setelah istirahat sesi pertama. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung amblas ke zona merah bahkan sempat mencapai titik support 4.809,619.
Total nilai net sell atau jual bersih investor asing senilai Rp711,88 miliar pada akhir sesi perdagangan. Transaksi di pasar regular, tunai, dan negosiasi senilai Rp8,01 Triliun.
Sektor saham keuangan menjadi penekan utama IHSG dengan terkoreksi 2,76 persen. Sektor saham pertambangan dan sektor saham industry dasar menempel dengan koreksi masing-masing 1,95 persen dan 1,94 persen.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menilai IHSG sempat menguat karena neraca perdagangan yang surplus US$2 Miliar. Nilai itu menurutnya lebih baik dari consensus para analis.
Karena itu, Frankie menyebut sentiment berbalik pada sesi kedua perdagangan. Kondisi itu dipicu naiknya angka infeksi Covid-19 secara global terutama di Beijing, China.
“Terdapat lonjakan kasus baru yang dikhawatirkan investor bisa menghambat roda ekonomi pada era new normal ini.” Jelas Frankie.
Di pihak lain, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat positif dibandingkan dengan bursa lain di Asia awal perdagangan, Senin 15 Juni 2020.
Menurutnya pelaku pasar mengapresiasi kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam membuka sejumlah mal.
“Di sisi lain, pasar juga mengapresiasi kinerja neraca perdagangan per Mei 2020 yang di luar ekspektasi mengalami surplus signifikan sebesar UD$2,09 Miliar.” Sebut Nafan.
Namun, nafan menyebut mayoritas pasar di Asia memerah setelah adanya kekhawatiran gelombang kedua. Selanjutnya, berbagai data makro ekonomi China juga berada di bawah ekspektasi pasar.
“IHSG terkena efek domino negative fari hal tersebut” ungkapnya.
Direjtur PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya menyampaikan pola gerak IHSG terlihat masih memiliki potensi pelemahan yang cukup besar dan merupakan sentiment dari melemahnya market global maupun regional.
Namun, mengingat kondisi fundamental Indonesia masih berada dalam kondisi stabil momentum koreksi wajar dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek.
“Hari ini IHSG masing berpotensi bergerak melemah, rentang 4.698 – 4.996” Pungkas William.
Sejumlah saham pilihan Willian lainnya adalah TLKM, UNVR, GGRM, ICBP, INDF, KLBF, ACES, TBIG.
Namun, rekomendasi ini tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai pengaruh yang bisa dinilai oleh para investor.